Keallahan atau Ketuhanan


Sekarang semua ekspresi ini, ‘Dia yang ada’, ‘Dia yang sudah ada’, dan ‘Yang akan datang,’ dan ‘Saksi yang setia,’ dan ‘Yang pertama bangkit dari antara orang mati,’ dan ‘Raja di atas segala raja-raja di bumi,’ dan ‘Alfa dan Omega,’ dan ‘Dia yang Mahakuasa,’ adalah sebutan-sebutan dan gambaran-gambaran dari PRIBADI YANG SATU DAN YANG SAMA, Yang adalah Tuhan Yesus Kristus, yang membasuh kita dari dosa-dosa kita di dalam darahNya sendiri Roh Allah yang ada di dalam Yohanes mengekspresikan demikian dengan maksud untuk menyatakan Ke-Ilahian Yesus Kristus Yang Tertinggi dan untuk menyatakan Ketuhahanan sebagai SATU Allah.

Di zaman ini ada sebuah kesalahan yang menyolok. Yaitu adanya tiga Allah dan bukannya hanya ada satu. Pewahyuan ini sebagaimana yang diberikan kepada Yohanes oleh Yesus, DiriNya, mengkoreksi kesalahan tersebut. Hal itu bukan berarti ada tiga Allah, melainkan satu Allah dengan tiga pelayanan. Terdapat SATU Allah dengan tiga sebutan, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Pewahyuan besar ini yang dulu dimiliki oleh gereja mula-mula, itu harus dipulihkan di akhir zaman ini bersama dengan rumusan baptisan air yang benar. Nah, para teolog modern tidak akan setuju dengan saya sebab inilah yang dituliskan di dalam sebuah majalah Kristen ternama. 

“Pengajaran itu (tentang Trinitas) adalah hati dan inti dari Perjanjian Lama itu juga. Itu sama kuatnya dengan hati dan inti dari Perjanjian Baru. Sesungguhnya Perjanjian Baru sangat menentang sama seperti Perjanjian Lama yaitu pada pemikiran bahwa terdapat lebih dari satu Allah. Namun Perjanjian Baru dengan kejelasan yang sama mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah, dan Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah, dan bahwa ketiganya ini BUKANLAH tiga aspek dari Oknum/Pribadi yang sama, tetapi tiga oknum/pribadi yang berdiri di dalam sebuah hubungan yang sungguh-sungguh pribadi satu dengan yang lainnya. Di situlah kita mempunyai doktrin besar dari Tiga Pribadi tetapi satu Allah.” Mereka juga menyatakan, “Allah, menurut Alkitab, bukan hanya satu pribadi, tapi Dia adalah tiga pribadi dalam satu Allah. Itu adalah misteri besar Trinitas.” Itu jelas.

Bagaimana mungkin tiga pribadi ada di dalam satu Allah? Bukan saja itu tidak terdapat di dalam Alkitab, bahkan itu menunjukkan kurangnya penalaran intelektual. Tiga pribadi yang berbeda, meskipun intinya sama, menjadikan tiga allah, ataukah bahasa sudah kehilangan artinya secara keseluruhan. Dengarkan saja kata-kata ini lagi, “Akulah Alfa dan Omega yang Awal dan yang Akhir, firman Tuhan, Yang Ada dan Yang sudah Ada dan Yang akan Datang, Yang Maha Kuasa.” Ini adalah KeIlahian. Ini sama sekali bukan sekedar seorang nabi, seorang manusia. Ini adalah Allah. Dan ini bukanlah sebuah pewahyuan mengenai tiga Allah, melainkan SATU Allah, yang Mahakuasa. Di gereja mula-mula mereka tidak percaya dengan tiga Allah. Anda tidak dapat menemukan sedikitpun kepercayaan seperti itu di antara para rasul. Itu ada setelah zaman para rasul di mana teori ini muncul dan benar-benar menjadi sebuah isu dan sebuah ajaran kardinal di Konsili Nicea. Ajaran ketuhahanan ini menyebabkan terpecahnya menjadi dua bagian di Nicea.

Dan dari perpecahan itu muncul dua ekstrimis. Yang satu benar-benar masuk kepada politheisme, percaya kepada tiga Allah, dan yang lainnya masuk kepada unitarianisme [Semua adalah satu baik Allah maupun ciptaannya—Ed]. Tentu saja hal itu adalah sementara waktu terjadi, itu dulu, dan kita memilikinya pada masa ini. Tetapi Pewahyuan melalui Yohanes oleh Roh kepada jemaat-jemaat adalah, “Aku adalah Tuhan Yesus Kristus dan Aku adalah SEGALANYA. Tidak ada Allah yang lain.” Dan Ia menaruh meteraiNya atas Pewahyuan ini. Pertimbangkanlah hal ini: Siapakah Bapa Yesus? Matius 1:18 berkata, “Maria mengandung dari Roh Kudus.” Tapi Yesus, DiriNya, mengklaim bahwa Allah adalah BapaNya. Allah Bapa dan Allah Roh Kudus, sebagaimana kita sering mengekspresikan istilah-istilah ini, membuat Bapa dan Roh SATU. Sungguh keduaNya adalah satu, atau kalau tidak demikian maka Yesus mempunyai dua Bapa. Tetapi perhatikan di mana Yesus berkata bahwa Dia dan BapaNya adalah Satu—bukan dua. Hal itu menjadikan SATU Allah.

Karena hal ini secara sejarah maupun secara Alkitab benar, maka orang-orang bertanya-tanya darimanakah datangnya tiga allah itu. Itu menjadi sebuah doktrin/ajaran yang mendasar di Konsili Nicea tahun 325 Sesudah Masehi. Trinitas ini (kata yang secara mutlak tidak Alkitabiah) didasarkan atas banyaknya dewa-dewa Roma. Orang-orang Roma mempunyai banyak dewa yang kepada siapa mereka berdoa. Mereka juga berdoa kepada roh-roh nenek moyang sebagai mediator-mediator/pengantara. Itu hanya sebuah langkah untuk memberikan nama-nama baru kepada dewa-dewa kuno itu, sehingga kita mendapati nama-nama orang-orang kudus untuk membuatnya lebih Alkitabiah. Demikianlah, sebagai ganti Yupiter, Venus, Mars, dll, kita mendapati, Paulus, Petrus, Fatimah, Christopher, dll. Mereka tidak dapat menjadikan kepercayaan berhala mereka bekerja hanya dengan satu Allah, jadi mereka memecah Dia menjadi tiga, dan mereka membuat pengantara-pengantara dari orang-orang kudus sebagaimana mereka dulu sudah menjadikan nenek moyang mereka sebagai pengantara-pengantara mereka. Sejak saat itu orang-orang sudah gagal untuk menyadari bahwa hanya ada satu Allah dengan tiga jabatan/pelayanan atau manifestasi-manifestasi. Mereka tahu bahwa ada satu Allah menurut Kitab Suci, tetapi mereka mencoba membuatnya menjadi teori yang fantasi di mana Allah adalah seperti serumpun buah anggur; tiga pribadi dengan keIlahian yang sama yang dibagi sama rata. Tetapi dengan jelas disebutkan di sini di Kitab Wahyu bahwa Yesus adalah, “Dia adalah Yang Ada dan Yang Sudah Ada dan Yang Akan Datang,” “Dia adalah Alfa dan Omega,” yang berarti bahwa Dia adalah “A sampai Z,” atau DIA ADALAH SEGALANYA. Dia adalah segalanya—yang Mahakuasa. Dia adalah Mawar Saron, Bunga Bakung dari lembah, Bintang Fajar yang Cemerlang, Ranting Yang Benar, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dia adalah Allah, Allah yang Mahakuasa. SATU ALLAH.

I Timotius 3:16 berkata, “Dan tanpa perbantahan maka agunglah misteri kesalehan ini: Dia, yang telah menyatakan DiriNya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan DiriNya kepada malaikat-malaikatNya, diberitakan di antara bangsa-bangsa Kafir; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.” Inilah yang Injil katakan. Tidak menyebutkan satu hal pun mengenai pribadi/oknum yang pertama atau kedua atau pribadi ketiga. Dikatakan bahwa Allah dimanifestasikan di dalam daging manusia. Satu Allah. Itulah SATU ALLAH itu yang dimanifestasikan di dalam manusia. Seharusnya itu sudah menjawabnya. Allah datang dalam rupa seorang manusia. Hal itu tidak menjadikan Dia ALLAH YANG LAIN. DIA ADALAH ALLAH, ALLAH YANG SAMA. Dulu itu adalah sebuah pewahyuan, dan sekarang pun adalah sebuah pewahyuan juga. Satu Allah. Mari kembali ke Alkitab dan melihat siapakah Dia pada mulanya menurut pewahyuan yang Dia berikan tentang DiriNya. Yehova yang agung itu menampakkan DiriNya kepada Israel dalam Tiang Api. Sebagai Malaikat Perjanjian Dia hidup di dalam Tiang Api itu dan memimpin Israel setiap hari. Di bait suci itu Ia memberitahukan kedatanganNya dengan suatu awan yang besar. Kemudian pada suatu hari Dia dimanifestasikan di dalam tubuh yang dilahirkan dari seorang perawan yang sudah dipersiapkan untukNya. Allah itu yang dulunya berkemah di atas kemah-kemah Israel kini mengenakan pada DiriNya sebuah kemah daging manusia dan berkemah sebagai seorang manusia di antara manusia. Tetapi Dia adalah ALLAH YANG SAMA.

Alkitab mengajarkan bahwa ALLAH ADA DI DALAM KRISTUS. TUBUH itu adalah Yesus. Di dalam Dia diam seluruh kepenuhan Ketuhahanan, SECARA TUBUH JASMANI. Tidak ada yang lebih jelas daripada hal itu. Misteri, ya. Tetapi kebenaran yang nyata—tidak dapat lebih jelas lagi. Jadi jika Dia dulunya bukanlah tiga oknum, sekarangpun Dia tidak dapat menjadi tiga. SATU ALLAH: Dan Allah yang sama ini dijadikan manusia. Yesus berkata, “Aku datang dari Allah, dan Aku pergi (kembali) kepada Allah.” Yohanes 16:27-28. Tepat itulah yang telah terjadi. Ia menghilang dari bumi dengan cara kematianNya, dikuburkan, dibangkitkan, dan naik. Kemudian Paulus bertemu dengan Dia dalam perjalanan menuju ke Damsyik dan Dia berbicara kepada Paulus dan berkata: “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku? Jawab Paulus: “Siapakah engkau, Tuhan? KataNya: Akulah Yesus.” Dia adalah Tiang Api itu, suatu cahaya yang membutakan. Dia sudah datang kembali, tepat seperti yang sudah Dia katakan akan Dia lakukan. Kembali ke rupa yang sama seperti dulunya sebelum Dia mengenakan sebuah kemah manusia. Tepat begitulah bagaimana Yohanes melihatNya. Yohanes 1:18, “Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di dalam dekapan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.” Perhatikanlah di mana Yohanes berkata bahwa DIALAH Yesus.

Dia berada di DALAM dekapan Bapa. Lukas 2:11 berkata, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Dia dilahirkan Kristus, dan delapan hari kemudian sesudah Dia disunat Dia diberi nama Yesus, sebagaimana yang sudah disuruhkan oleh malaikat itu kepada mereka. Saya lahir sebagai seorang Branham. Sewaktu saya lahir saya diberi nama William. Dia adalah KRISTUS tapi Dia diberi sebuah nama di sini di antara manusia. Kemah luar yang dapat dilihat manusia itu dinamai Yesus. Dia adalah Tuhan yang Mulia, Yang Mahakuasa itu dimanifestasikan di dalam daging. Dia adalah Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dia adalah semuanya itu. Bapa, Anak, dan Roh Kudus hanyalah sebutan-sebutan. Ketiganya bukanlah nama. Itu sebabnya kita membaptis di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, sebab itu adalah sebuah nama, bukan sebutan. Itu adalah nama dari sebutan-sebutan tersebut, sama seperti kalau anda mendapatkan seorang bayi yang baru lahir yang adalah seorang bayi laki-laki dan menamainya. Bayi adalah keadaannya, anak laki-laki adalah sebutannya, kemudian anda memberinya nama, John Henry Brown.

Anda tidak bisa membaptis di dalam ‘Nama Yesus’ saja. Di dunia ini ada ribuan orang yang bernama Yesus dan bahkan sebelum Yesus ada, Juruselamat kita. Tetapi hanya satu orang dari antara mereka yang dilahirkan Kristus, “Tuhan Yesus Kristus.” Orang-orang berbicara mengenai Yesus yang adalah Anak Allah Yang Kekal. Sekarang bukankah itu suatu pertentangan? Siapakah gerangan yang pernah mendengar tentang seorang ‘Anak’ yang kekal? Anak-anak memiliki permulaan, tetapi sesuatu yang kekal tidak pernah mempunyai sebuah permulaan. Dia adalah Allah Yang Kekal (Yehova) yang dimanifestasikan di dalam daging. Di dalam Injil Yohanes dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Dan Firman itu menjadi daging dan tinggal di antara kita.” Dia adalah Yang Benar dan Saksi yang Setia kepada Firman Bapa yang Kekal. Dia adalah seorang Nabi dan dapat mengucapkan apa yang diminta Bapa kepadaNya untuk Dia ucapkan. Dia berkata: “BapaKu ada di dalam Aku.” Itulah yang tabernakel Yesus itu katakan, “BapaKu ada di dalam Aku.” Allah mempunyai banyak sebutan: ‘Dia Kebenaran kita,’ dan ‘Damai kita,’ ‘Selalu Hadir,’ ‘Bapa,’ ‘Anak,’ dan ‘Roh Kudus’; Tetapi Dia hanya mempunyai satu nama sebagai manusia dan nama itu ialah Yesus.

Jangan dibingungkan oleh karena Dia mempunyai tiga jabatan/pelayanan atau bahwa Dia memiliki tiga rangkap manifestasi. Di bumi Dia adalah seorang Nabi; di surga Dia adalah Imam; dan kembali ke bumi, Ia adalah, Raja di atas Segala raja. “Dia Yang Dulu”—Itulah Yesus, Sang Nabi itu. “Dia Yang Sekarang”—Yang adalah Dia, Sang Imam Besar, yang mengadakan kepengantaraan—Seorang yang dapat dijamah dengan perasaan-perasaan kelemahan kita. “Dia Yang Akan Datang”—Itu adalah Raja yang akan datang. Di bumi Dia adalah Firman—Nabi. Musa berkata tentang Dia, “Tuhan Allahmu akan membangkitkan seorang Nabi seperti aku, dan akan terjadi jika mereka tidak mau mendengarkan kata-kata dari Nabi itu, maka mereka akan dibuang dari tengah-tengahmu.” Perhatikan fakta-fakta ini tentang Yesus. Di bumi Dia adalah Nabi, Anak Domba dan Anak. Ini tidak menjadikan Dia tiga. Ini tidak lain adalah manifestasi-manifestasi atau jabatan-jabatan dari Pribadi Yang Satu, Yesus.

Sekarang ada satu bagian dari Kitab Suci yang sangat disenangi sehingga penganut faham trinitas mengira itu membuktikan pendapat mereka bahwa ada lebih dari satu Allah yang pada kenyataannya hanya ada satu Pribadi di dalam Ketuhahanan. Itu adalah Wahyu 5:6-8, “Maka aku melihat di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil keempat gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.” Sungguh, jika ayat-ayat ini dipisah-pisahkan, akan terlihat membuktikan pendapat mereka. Anda perhatikan, saya katakan tadi, jika ayat-ayat ini DIPISAH-PISAH.

Bagaimanapun, bacalah Wahyu 4:2-3 dan ayat 9-11, “Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta ditempatkan di surga, dan di takhta itu duduk SEORANG. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis, dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya. Maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan.” Perhatikan dengan seksama, di ayat 2 dikatakan: “SEORANG” (bukan dua atau tiga, tetapi SATU) yang bersemayam di atas takhta itu. Di ayat 3 dikatakan, “DIA” (BUKAN mereka) tampak bagaikan permata yaspis dan permata sardis. Di ayat 9 dikatakan bahwa makhluk-makhluk itu memberi hormat kepada “DIA” (bukan mereka).

Di ayat 10 disebutkan bahwa para tua-tua itu tersungkur di hadapan “DIA” (BUKAN mereka). Pada ayat 11, dikatakan bahwa mereka berseru: “Engkau layak ya TUHAN!” (bukan Tuhan-tuhan). Juga di ayat 11 dikatakan SEORANG yang ada di takhta ini adalah Sang “Pencipta,” yang adalah Yesus, (Yohanes 1:3), yang adalah Yehova—Roh—Allah Perjanjian Lama (Kejadian 1:1). Tapi jangan kita berhenti di situ. Sekarang bacalah di Wahyu 3:21, “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di takhtaKu, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama- sama dengan BapaKu di takhtaNya.” Juga baca di Ibrani 12:2, “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita kepada iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” Perhatikanlah bahwa menurut Yesus, DiriNya, Yang menulis kitab Wahyu, Dia duduk bersama DENGAN Bapa. Roh yang ada di dalam Paulus (Bahwa Roh itu adalah Roh Kristus, sebab Itu adalah Roh Nubuatan yang darimana Firman datang) berkata bahwa Dia bertakhta di sebelah KANAN Allah.

Tetapi sewaktu Yohanes memandang ke takhta itu, ia hanya melihat “SEORANG” yang bersemayam di takhta itu. Dan tidak sampai pada Wahyu 5:6-8 saja (yang menurut urutannya adalah yang menyusul setelah Wahyu 4:2-3) kita melihat “Anak Domba” yang mengambil kitab itu dari “DIA” yang duduk di takhta, seperti ditunjukkan di Wahyu 4:2-3 dan 9-10. Apakah itu? Itu adalah misteri “SATU ALLAH”. Dia (Yesus), berasal dari Allah, dimanifestasikan di dalam daging, mati, dan bangkit kembali, dan kembali ke “Dekapan Bapa.” Seperti yang Yohanes katakan, “Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Bapa, tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di dalam dekapan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.” Yohanes 1:18. Itulah saatnya bagi Allah (Mesias) untuk datang kembali untuk mengklaim mempelai wanitaNya dan kemudian menyatakan DiriNya (memberitahukan DiriNya) kepada Israel. Demikianlah kita melihat Allah kembali tampil untuk memasuki suatu hubungan yang nyata secara fisik kepada manusia sebagai “Anak Daud, Raja di atas segala raja, dan Tuhan di atas segala tuhan, dan Mempelai Pria bagi Mempelai Wanita dari bangsa-bangsa Kafir.”

Itu BUKAN “Dua” Allah, melainkan benar-benar SATU ALLAH yang memanifestasikan ketiga jabatan dan sebutan-sebutanNya yang agung. Orang-orang dulu tahu bahwa Dia adalah seorang Nabi. Mereka tahu bahwa tanda Mesias hanya bisa datang melalui nabi. Yohanes 1:44-51, “Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang Dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil Engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu.” Lalu kata Yesus kepada-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

Kemampuan untuk mengetahui pikiran dan isi hati yang terdapat di dalam diri manusia itulah yang membuat orang-orang pilihan Allah waktu itu mengerti bahwa inilah Mesias, Firman Allah yang diurapi. Ibrani 4:12, “Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Ketika perempuan di sumur itu mendengar Dia mengatakan dengan tepat pikiran-pikiran yang ada di dalam hatinya dia menyatakan bahwa Dia adalah seorang nabi, menyatakan bahwa Mesias akan dikenal sebab kemampuanNya yang hebat itu. Yohanes 4:7-26, “Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.”

Sebab murid-muridNya telah pergi ke kota untuk membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepadaNya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria) Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepadaNya: “Tuan, Engkau tidak mempunyai timba dan sumur ini amat dalam, dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Tetapi air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepadaNya: “Tuan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak akan haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.”

Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepadaNya: “Tuan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan dalam kebenaran, sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikan. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.” Jawab perempuan itu kepadaNya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut Kristus, apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” Di Wahyu 15:3 dikatakan, “Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian ANAK DOMBA, bunyinya: “Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala Orang Kudus.” Anda memahaminya? ANAK DOMBA, Imam Besar itu memegang DarahNya sendiri sebagai suatu pendamaian di atas kursi pendamaian bagi dosa-dosa kita itu adalah Tuhan Allah yang Mahakuasa.

Itu adalah pelayananNya yang sekarang. Itulah yang sedang Dia lakukan saat ini, memohonkan DarahNya bagi dosa-dosa kita. Tapi suatu hari nanti Anak Domba itu akan menjadi Singa dari Suku Yehuda. Dia akan tampil di dalam kuasa dan kemuliaan dan mengambil otoritasNya untuk memerintah sebagai Raja. Dia adalah Raja yang akan datang ke bumi ini. Tentu saja, tidak dikatakan bahwa saat ini Dia bukan Raja. Sebab Dia adalah Raja kita, Raja atas semua Orang Kudus. Sekarang ini adalah sebuah kerajaan secara rohani. Ini bukan berasal dari sistim dunia ini sebagaimana kita juga bukan dari dunia ini. Itulah alasan mengapa tindakan kita berbeda dari dunia ini. Kewarganegaraan kita adalah di surga. Kita memantulkan Roh dari dunia kelahiran kita kembali di mana Yesus adalah Raja. Itu sebabnya mengapa para wanita di lingkungan kita tidak memakai pakaian-pakaian pria, ataupun memotong rambut mereka atau memakai semua kosmetik-kosmetik itu dan hal-hal lain yang begitu disenangi dunia ini. Itu sebabnya kaum pria di lingkungan kita tidak merokok, minum-minuman keras, dan hidup di dalam dosa. Kekuasaan kita adalah kekuasaan atas dosa dan itu ada di dalam kekuatan melalui kuasa yang ada di dalam Roh Kristus Yang diam di dalam kita.

Setiap kerajaan di bumi akan dihancurkan, tapi kerajaan kita akan tetap berdiri. Nah kita sudah berbicara tentang jabatan-jabatan dan manifestasi-manifestasi dari satu Allah yang benar dan melihat kemuliaanNya dalam sebuah pelajaran yang Alkitabiah. Tetapi Dia tidak dikenal secara intelektual. Dia dikenal secara Rohani; oleh pewahyuan Rohani. Orang yang sama ini yang dikenal sebagai Yesus sesudah tubuh itu kembali menjadi Tiang Api. Tetapi Dia berjanji bahwa Dia akan datang kembali dan diam di antara umatNya oleh RohNya. Dan pada hari Pentakosta itu Tiang Api turun dan Ia memisah-misahkan DiriNya dalam bentuk lidah-lidah api yang hinggap pada mereka masing-masing. Apakah yang sedang Allah lakukan? Dia sedang memisah-misahkan DiriNya ke dalam gereja, memberikan kepada semua orang itu baik pria maupun wanita sebagian DiriNya. Dia membagi-bagikan DiriNya di antara gerejaNya seperti yang sudah Dia katakan akan Dia lakukan. Yohanes 14:16-23, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penghibur yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.

Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak dapat melihat Dia dan tidak mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup, pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya. Yudas yang bukan Iskariot berkata kepadanya: “Tuhan apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti Firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” Dia berkata bahwa Dia akan berdoa kepada Bapa Yang akan mengirimkan Penghibur yang lain yang dulu sudah BESERTA dengan mereka (murid-murid) namun tidak DI DALAM mereka. Itu adalah Kristus. Kemudian di ayat dua puluh tiga, berbicara mengenai DiriNya dan Bapa, Dia berkata bahwa KAMI akan datang. Inilah: “Roh akan datang, Roh Allah yang Sama yang dimanifestasikan sebagai Bapa, dan sebagai Anak dan yang belum bermanifestasi di dalam banyak orang”—SATU ALLAH Yang adalah Roh. Itulah sebabnya tidak ada seorangpun yang pernah dapat menyatakan dan berkata bahwa orang kudus adalah paus, atau orang kudus itu adalah seorang bishop/uskup atau imam. ORANG KUDUS adalah Kristus, Roh Kudus, di dalam diri kita. Betapa beraninya hirarki itu menyatakan bahwa orang awam tidak boleh mengemukakan pendapatnya? Setiap orang punya sesuatu untuk dikemukakan. Setiap orang punya suatu pekerjaan, setiap orang punya suatu pelayanan. Roh Kudus datang pada saat Pentakosta dan memisahkan-misahkan DiriNya kepada mereka masing-masing, supaya digenapi apa yang Kristus katakan, “Pada hari itu kamu akan tahu bahwa Aku di dalam BapaKu dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” Yohanes 14:20.

Yang Agung itu, Allah yang Mahakuasa, sudah datang sebagai Roh untuk memenuhi gerejaNya yang benar itu. Ia berhak untuk bergerak ke mana saja yang Dia kehendaki, dan ke atas setiap orang yang Dia ingini. Kita jangan menjadikan siapapun “orang-orang kudus” di antara kita, tetapi seluruh jemaat Tuhan yang benar adalah kudus, karena hadirat Roh Kudus. Itu adalah Dia, Roh Kudus, yang adalah kudus, bukan jemaat itu sendiri. Sekarang itu adalah pewahyuan: Yesus Kristus adalah Allah. Yehova di Perjanjian Lama adalah Yesus di Perjanjian Baru. Tidak peduli sekuat apapun anda mencoba, anda tidak dapat membuktikan bahwa ada TIGA Allah. Tapi diperlukan juga sebuah pewahyuan oleh Roh Kudus untuk membuat anda mengerti kebenaran itu bahwa Dia adalah Satu. Juga dibutuhkan sebuah pewahyuan untuk memahami bahwa Yehova di Perjanjian Lama adalah Yesus di Perjanjian Baru. Setan menyusup perlahan-lahan ke dalam gereja dan membutakan orang-orang kepada kebenaran ini. Dan ketika mereka dibutakan terhadapnya, maka tidak lama kemudian Gereja Roma menghentikan membaptis di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus. Saya mengakui bahwa dibutuhkan sebuah pewahyuan yang asli dari Roh Kudus untuk mengerti kebenaran tentang ketuahanan tersebut di hari-hari terakhir ini ketika kita berada di tengah-tengah penyesatan yang begitu hebat terhadap Kitab Suci. Tetapi pemenang, gereja yang menang dibangun di atas pewahyuan sehingga kita dapat mengharapkan Allah untuk menyingkapkan KebenaranNya kepada kita.

0 Response to "Keallahan atau Ketuhanan"

Post a Comment